Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaannya. Kekuasaan itu sendri merupakan suatu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
Dalam proses kepemimpinan telah muncul beberapa teori kepemimpinan. Didalam teori kepemipinan terdapat beberapa macam teori, yaitu :
1. Great Man Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made). Teori great man didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan, maka munculah seorang manusia yang luar biasa dan memecahkan masalah. teori ini secara garis besar merupakan penjelasan tentang orang besar dengan pengaruh individualnya berupa charisma, intelegensi, kebijaksanaan, atau dalam bidang politik tentang kebijaksanaan yang berdampak terhadap sejarah.2. Teori Sifat
Teori sifat kepemipinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemipin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pembanding yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri tidak demikian dengan membandingkan mereka yang memiliki ciri pemimpin yang efektif. Adapun kelemahan dari seorang pemipin pada teori sifat diantaranya sebagai berikut :
- Terlampau banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
- Mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin.
- Tidak semua cocok untuk segala situasi.
- Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin.
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual seorang pemimpin dalam berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya masing-masing pemimpin. Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, bukan dari sifat-sifat seorang pemimpin.4. Kepemimpinan Situasional
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis. Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
Tipologi Kepemimpinan
Banyak
gaya yang digunakan untuk menidentifikasikan tipe-tipe pemimpin.
Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah yang menyatakan bahwa para pejabat
pimpinan pada dasarnya dikategorikan lima tipe, yaitu :
1. Tipe Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang manajer yang otokratik akan bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahannnya itu hanya berperan sebagai pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilan keputusan. Dalam memelihara hubungan dengan para bawahannnya, manajer yang otokratik biasanya menggunakan penedekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya. Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada kekuasaan, bukan berorintasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur manusia sering diabaikan.2. Tipe Paternalistik
Seorang pemimpin yang paternalistik dalam menjalankan organisasi menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :
- Dalam hal pengambilan keputusan kecendrungannya ialah menggunakan cara mengambil keputusan sendiri, kemudian menjual kepada para bawahannya tanpa melibatkan para bawahan dalam pengambilan keputusan.
- Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
- Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistik ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak-anaknya.3. Tipe Kharismatik
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat kharismatik menunjukan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang keseimbangan antara Pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan seorang pemimpin kharismatik nampaknya memberikan penekanan pada dua hal tersebut, artinya ia berusaha agar tugas-tugasnya terselenggara dengan sebaik-baiknya dan sekaligus memberikan kesan bahwa pemeliharaan hubungan dengan para bawahan didasarkan pada relasional dan bukan orientasi kekuasaan.4. Tipe Laissez Faire
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire tentang pentingnya pemeliharaan keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang pada penyelaisan tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan para bawahan, dengan sendirinya para bawahan itu akan terdorang kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggung jawab. Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar manusia.5. Tipe Demokratik
Pandangan yang dominan tentang tipe kepemimpinan yang demokratik yang dipandang paling ideal. Meskipun tidak ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya didasari bahwa adanya biaya yang harus dipikul oeleh organisasi dengan adanya kepemimpinan demokratik.
Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukanbawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Untuk
keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang
profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
- Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
- Adanya orang lain yang dipimpin.
- Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya.
- Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
- Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya.
- Kematangan dan keluasan sosial (Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang.
- Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan.
- Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial
kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik
karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah
perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan
tersebut akan menjukukan kualitasnya.
Sumber :
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-kepemimpinan-fungsi-sejarah.htmlhttps://erikamaharanimh.wordpress.com/2015/06/05/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/
https://azwinazeh.wordpress.com/2014/10/21/tipologi-kepemimpinan/
http://erlanggaba.blogspot.co.id/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar