Jumat, 18 November 2016

Desain dan Struktur Organisasi

Dimensi Struktur Organisasi

Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangkan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
  1. Formalisasi.
    Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
  2. Sentralisasi.
    Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
  3. Kerumitan.
    Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
Departementalisasi

Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
  1. Fungsi
  2. Produk atau jasa
  3. Wilayah
  4. Langganan
  5. Proses atau peralatan
  6. Waktu
  7. Pelayanan
  8. Alpa – numeral
  9. Proyek atau matriks
  • Departementalisasi Fungsional
         Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
  • Departementalisasi Divisional
         Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
    • Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci sebagai berikut :
      • Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
      • Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
      • Tempat latihan yang baik bagi para manager strategik.
    • Kelemahan-kelemahan struktur divisional secara lebih terperinci :
      • Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu.
      • Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi
Model-model Desain Organisasi

Pada penerapannya, model desain organisasi terdiri dari 2 model, yaitu desain organisasi mekanistik dan desain organisasi organik.
  1. Desain Organisasi Mekanistik Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
    Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
    Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
    Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
    Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
    Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
    Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
  2. Desain Orgranisasi Organik
    Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
    Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
    Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
    Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
    Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
    Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
    Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub unit di dalamnya.
Desain struktur sub unit di desain sesuai dengan kontinu mekanistik organik dengan cara yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yang lebih lambat, ketidak pastian yang lebih besar dan rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai dengan desain mekanistik.
Desain teknik integratif teknik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau penyesuaian bersama, bergantung pada tingkat diferensial sub unit. semakin besar diferensinya semakin besar perlunya peraturan dan perencanaan.

Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi

Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.



Sumber :


Read More »

Senin, 07 November 2016

Inovasi Teknologi Masa Depan



Sebelumnya saya sudah membahas Trend Inovasi Masa Kini, dan kali ini saya akan membahas tentang Inovasi Teknologi Masa Depan. Teknologi sangat berkembang dengan pesat dari masa ke masa, jadi tidak dipungkiri lagi di masa depan nanti teknologi akan semakin canggih. Berikut contoh inovasi teknologi masa depan :

Komputer Kuantum




Teknologi canggih yang satu ini bernama komputer kuantum. Jika dilihat dari namanya, mungkin terlihat sama dengan komputer di masa sekarang. Namun yang membedakannya adalah kecepatannya yang lebih cepat dibanding komputer yang ada saat ini. Komputer Kuantum ini memiliki kecepatan ribuan kali lipat lebih cepat dibanding komputer-komputer saat ini. Teknologi masa depan super canggih ini diciptakan dengan menggunakan material-material canggih, diantaranya dunia kuantum, superposition, dan quantum entanglement. Selain memiliki kecepatan super, computer ini juga mampu memprediksi cuaca di bumi secara akurat. Bukan hanya itu, komputer ini juga dapat memprediksi gejala alam yang akan terjadi. Kecanggihan lain yang terdapat pada komputer Kuantum ini adalah kemampuan memecahkan kode tersulit, yakni 140 digit dengan waktu yang cukup singkat.

Mobile Script Phone




Mobile script phone ini didesain dengan rancangan yang cukup unik. Teknologi masa depan super canggih ini menggunakan layar yang tersembunyi. Ponsel pintar ini hanya berbentuk persegi panjang, Jika ingin melakukan komunikasi tinggal tarik layarnya lalu akan muncul.


Nanoteknologi




Nanoteknologi adalah perwujudan dari teknologi masa depan super canggih yang dibuat sangat kecil. Bahkan untuk memegangnya saja tidak bisa menggunakan tangan kosong. Ukuran dari nanoteknologi ini hanya 1/semilyar meter sama dengan ketebalan rambut yang dibelah menjadi 50.000 bagian.
Nanoteknologi ini dapat memudahkan manusia untuk memanipulasi partikel kecil, sekecil atom. Tujuan dari nanoteknologi sendiri adalah untuk menciptakan material-material masa depan, mesin-mesin, dan robot-robot yang memiliki urukuran sangat kecil. Material-material yang diciptakan dari nantoteknologi ini akan lebih kuat dari intan, memiliki berat yang super ringan, tahan disegala cuaca ekstrim, mampu menghantarkan listrik, dan yang penting ramah lingkungan.


Driverless Car



Driverless car adalah kendaraan yang dapat mendorong dirinya dari satu titik ke titik lain tanpa bantuan dari sopir, dengan kata lain sistem autopilot. Teknologi-teknologi pendukung mobil tanpa pengemudi sudah ada seperti GPS, line departure warning system dan self-parking feature.


Space Elevator



Space elevator ini merupakan elevator ruang angkasa dengan kabin berkapasitas 30 orang yang akan membawa manusia dari bumi menuju statiun luar angkasa dalam waktu delapan hari.

Sumber :


Read More »

Jumat, 04 November 2016

Kepemimpinan (Leadership)


Teori dan Arti Penting Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaannya. Kekuasaan itu sendri merupakan suatu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
Dalam proses kepemimpinan telah muncul beberapa teori kepemimpinan. Didalam teori kepemipinan terdapat beberapa macam teori, yaitu :

1. Great Man Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made). Teori great man didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan, maka munculah seorang manusia yang luar biasa dan memecahkan masalah. teori ini secara garis besar merupakan penjelasan tentang orang besar dengan pengaruh individualnya berupa charisma, intelegensi, kebijaksanaan, atau dalam bidang politik tentang kebijaksanaan yang berdampak terhadap sejarah.
2. Teori Sifat
Teori sifat kepemipinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemipin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pembanding yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri tidak demikian dengan membandingkan mereka yang memiliki ciri pemimpin yang efektif. Adapun kelemahan dari seorang pemipin pada teori sifat diantaranya sebagai berikut :
    1. Terlampau banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
    2. Mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin.
    3. Tidak semua cocok untuk segala situasi.
    4. Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual seorang pemimpin dalam berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya masing-masing pemimpin. Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, bukan dari sifat-sifat seorang pemimpin.
4. Kepemimpinan Situasional
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis. Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
Tipologi Kepemimpinan

Banyak gaya yang digunakan untuk menidentifikasikan tipe-tipe pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah yang menyatakan bahwa para pejabat pimpinan pada dasarnya dikategorikan lima tipe, yaitu :


1. Tipe Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang manajer yang otokratik akan bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahannnya itu hanya berperan sebagai pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilan keputusan. Dalam memelihara hubungan dengan para bawahannnya, manajer yang otokratik biasanya menggunakan penedekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya. Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada kekuasaan, bukan berorintasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur manusia sering diabaikan.
2. Tipe Paternalistik
Seorang pemimpin yang paternalistik dalam menjalankan organisasi menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :
    1. Dalam hal pengambilan keputusan kecendrungannya ialah menggunakan cara mengambil   keputusan sendiri, kemudian menjual kepada para bawahannya tanpa melibatkan para       bawahan dalam pengambilan keputusan.
    2. Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
    3. Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistik ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak-anaknya.
3. Tipe Kharismatik
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat kharismatik menunjukan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang keseimbangan antara Pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan seorang pemimpin kharismatik nampaknya memberikan penekanan pada dua hal tersebut, artinya ia berusaha agar tugas-tugasnya terselenggara dengan sebaik-baiknya dan sekaligus memberikan kesan bahwa pemeliharaan hubungan dengan para bawahan didasarkan pada relasional dan bukan orientasi kekuasaan.
4. Tipe Laissez Faire
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire tentang pentingnya pemeliharaan keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang pada penyelaisan tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan para bawahan, dengan sendirinya para bawahan itu akan terdorang kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggung jawab. Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar manusia.
5. Tipe Demokratik
Pandangan yang dominan tentang tipe kepemimpinan yang demokratik yang dipandang paling ideal. Meskipun tidak ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya didasari bahwa adanya biaya yang harus dipikul oeleh organisasi dengan adanya kepemimpinan demokratik.
Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukanbawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
  1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
  2. Adanya orang lain yang dipimpin.
  3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya.
  4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
  • Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya.
  • Kematangan dan keluasan sosial (Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang.
  • Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan.
  • Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi

Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.


Sumber :
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-kepemimpinan-fungsi-sejarah.html
https://erikamaharanimh.wordpress.com/2015/06/05/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/
https://azwinazeh.wordpress.com/2014/10/21/tipologi-kepemimpinan/
http://erlanggaba.blogspot.co.id/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
Read More »