Sabtu, 09 Februari 2019

COBIT (Control Ojective for Information and Related Technology)


Apa yang anda ketahui mengenai COBIT (Control Ojective for Information and Related Technology)?

Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja. 

COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 
  1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise) Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula. 
  2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement) Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis. 
  3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support) Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training. 
  4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate) Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
Read More »

IT Audit Tools


Adakah tools lain untuk melakukan audit TI (Teknologi Informasi)?

Tool - tool yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan audit teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri, penggunaan tool - tool tersebut memang sangat membantu auditor teknologi informasi dalam menjalankan profesinya, baik dari sisi kecepatan maupun akurasinya. Berikut beberapa software yang dapat dijadikan alat bantu dalam pelaksaan audit teknologi informasi.
  1. ACL
    ACL (Audit Command Language) merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.
    ACL for Windows (sering disebut ACL) adalah sebuah software TABK (TEKNIK AUDIT BERBASIS KOMPUTER) untuk membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis komputer atau Pemrosesan Data Elektronik.
  2. Picalo
    Picalo merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) seperti halnya ACL yang dapat dipergunakan untuk menganalisa data dari berbagai macam sumber.Picalo bekerja dengan menggunakan GUI Front end, dan memiliki banyak fitur untuk ETL sebagai proses utama dalam mengekstrak dan membuka data, kelebihan utamanya adalah fleksibilitas dan front end yang baik hingga Librari Python numerik.
    Berikut ini beberapa kegunaannya :
    - Menganalisis data keungan, data karyawan
    - Mengimport file Excel, CSV dan TSV ke dalam databse
    - Analisa event jaringan yang interaktif, log server situs, dan record sistem login
    - Mengimport email kedalam relasional dan berbasis teks database
    - Menanamkan kontrol dan test rutin penipuan ke dalam sistem produksi.
  3. Powertech Compliance Assessment
    Powertech Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.
  4. Nipper 
    Nipper merupakan audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router.
    Nipper (Jaringan Infrastruktur Parser) adalah alat berbasis open source untuk membantu profesional TI dalam mengaudit, konfigurasi dan mengelola jaringan komputer dan perangkat jaringan infrastruktur.
  5. Nessus
    Nessus merupakan sebuah vulnerability assessment software, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan yang digunakan dalam sebuah perusahaan
  6. Metasploit
    Metasploit Framework merupakan sebuah penetration testing tool, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mencari celah keamanan.
  7. NMAP
    NMAP merupakan open source utility untuk melakukan security auditing. NMAP atau Network Mapper, adalah software untuk mengeksplorasi jaringan, banyak administrator sistem dan jaringan yang menggunakan aplikasi ini menemukan banyak fungsi dalam inventori jaringan, mengatur jadwal peningkatan service, dan memonitor host atau waktu pelayanan. Secara klasik Nmap klasik menggunakan tampilan command-line, dan NMAP suite sudah termasuk tampilan GUI yang terbaik dan tampilan hasil (Zenmap), fleksibel data transfer, pengarahan ulang dan tools untuk debugging (NCAT) , sebuah peralatan untuk membandingan hasil scan (NDIFF) dan sebuah paket peralatan analisis untuk menggenerasikan dan merespon (NPING)
  8. Wireshark
    Wireshark merupakan aplikasi analisa netwrok protokol paling digunakan di dunia, Wireshark bisa mengcapture data dan secara interaktif menelusuri lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer, berstandartkan de facto dibanyak industri dan lembaga pendidikan.

Sumber :
http://theodhita.blogspot.com/2016/01/adakah-tools-lain-untuk-melakukan-audit.html
Read More »

Minggu, 06 Januari 2019

15 Area Pengendalian

Pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diinginkan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus. 
Terdapat 15 area pengendalian, sebut dan jelaskan. 

Area Pengendalian ada 15 yaitu:
  1. Integritas Sistem
    • Ketersediaan dan kesinambungan sistem komputer untuk user
    • Kelengkapan, Keakuratan, Otorisasi, serta proses yg auditable
    • Persetujuan dari user atas kinerja sistem yang di inginkan
    • Preventive maintenance agreements untuk seluruh perlengkapan
    • Kesesuaian kinerja antara S/W dan jaringan dengan yang diharapkan
    • Serta adanya program yang disusun untuk operasi secara menyeluruh
  2. Manajemen Sumber Daya (Perencanaan Kapasitas)
    • Faktor-faktor yang melengkapi integritas sistem
    • Yaitu meyakini kelangsungan (ongoing) H/W, S/W, SO, S/W aplikasi, dan komunikasi jaringan komputer, telah di pantau dan dikelola pada kinerja yang maksimal namun tetap dengan biaya yang wajar.
    • Hal-hal tersebut di dokumentasikan secara formal, demi proses yang berkesinambungan
  3. Pengendalian Perubahan S/W Aplikasi dan S/W sistem
    • Menentukan adanya keterlibatan dan persetujuan user dalam hal adanya perubahan terhadap s/w aplikasi dan s/w sistem
    • Setiap pengembangan dan perbaikan aplikasi harus melalui proses formal dan di dokumentasikan serta telah melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yang dibakukan dan disetujui.
  4. Backup dan Recovery
    • Demi kelangsungan usaha, harus tersedia data processing disaster recovery planning (rencana pemulihan data dan pusat sistem informasi apabila terjadi kehancuran),
    • Baik berupa backup dan pemulihan normal, maupun rencana contingency untuk kerusakan pusat SI (lokasi gedung, peralatanya, SDM-nya maupun manualnya).
  5. Contigency Planning
    • Perencanaan yang komprehenshif di dalam mengantisipasi terjadinya ancaman
    • terhadap fasilitas pemrosesan SI
    • Dimana sebagian besar komponen utama dari disaster recovery plan telah dirumuskan dengan jelas, telah di koordinasikan dan disetujui, seperti critical application systems, identifikasi peralatan dan fasilitas penunjang H/W, sistem S/W dan sebagainya.
  6. System S/W Support
    • Pengukuran pengendalian dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan dari S/W SO, biasanya lebih canggih dan lebih cepat perputarannya dibandingkan dengan S/W aplikasiDengan ketergantungan yang lebih besar kepada staf teknik untuk integritas fungsionalnya
    • Pengukuran kendali pengamanan aplikasi individu maupun pengamanan logika sistem secara menyeluruh (systemwide logical security)
  7. Dokumentasi
    • Integritas dan ketersediaan dokumen operasi, pengembangan aplikasi, user dan S/W sistem 
    • Diantaranya dokumentasi program dan sistem, buku pedoman operasi dan schedule operasi, 
    • Untuk setiap aplikasi sebaiknya tersedia dokumentasi untuk tiap jenjang user. 
  8. Pelatihan atau Training
    • Adanya penjenjagan berdasarkan kemampuan untuk seluruh lapisan manajemen dan staf, dalam hal penguasaannya atas aplikasi-aplikasi dan kemampuan teknisnya
    • Serta rencana pelatihan yang berkesinambungan
  9. Administrasi
    • Struktur organisasi dan bagannya, rencana strategis, tanggungjawab fungsional, job description, sejalan dengan metoda job accounting dan/atau charge out yang digunakan
    • Termasuk didalamnya pengukuran atas proses pengadaan dan persetujuan untuk semua sumber daya SI.
  10. Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
    • Listrik, peyejuk udara, penerang ruangan, pengaturan kelembaban, serta kendali akses ke sumber daya informasi
    • Pencegahan kebakaran, ketersediaan sumber listrik cadangan,
    • Juga pengendalian dan backup sarana telekomunikasi
  11. Operasi
    • Diprogram untuk merespon permintaan/keperluan SO
    • Review atas kelompok SO berdasarkan job schedulling, review yang terus-menerus terhadap operator, retensi terhadap console log message, dokumentasi untuk run/restore/backup atas seluruh aplikasi
    • Daftar personel, dan nomor telepon yang harus dihubungi jika muncul masalah SO, penerapan sistem sift dan rotasi serta pengambilan cuti untuk setiap operator.
  12. Telekomunikasi
    • Review terhadap logical and physical access controls,
    • Metodologi pengacakan (encryption) terhadap aplikasi electronic data interchange (EDI)
    • Adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap jaringan komputer dan komitmen untuk ketersediaan jaringan tersebut dan juga redundansi saluran telekomunikasi.
  13. Program Libraries
    • Terdapat pemisahan dan prosedur pengendalian formal untuk application source code dan compiled production program code dengan yang disimpan di application test libraries development
    • Terdapat review atas prosedur quality assurance.
  14. Application Support (SDLC)
    • Bahwa proses tetap dapat berlangsung walaupun terjadi kegagalan sistem
    • Sejalan dengan kesinambungan proses untuk inisiasi sistem baru, manajemen
    • proyek, proses pengujian yang menyeluruh antara user dan staf SI
    • Adanya review baik formal maupun informal terhadap tingkat kepuasan atas SDLC yang digunakan.
  15. Pengendalian Mikrokomputer
    • Pembatasan yang ketat dalam pengadaan, pengembangan aplikasi, dokumentasi atas aplikasi produksi maupun aplikasi dengan misi yang kritis, sekuriti logika, dan fisik terhadap microcomputer yang dimiliki,
    • Serta pembuatan daftar inventaris atas H/W, S/W, serta legalitas dari S/W untuk menghindari tuntutan pelanggaran hak cipta.
Read More »

Proses Pencapaian Tujuan

Pengendalian internal telah mengalami perubahan dari konsep 'ketersediaan pengendalian' ke konsep 'proses pencapaian tujuan'. 
Apakah maksud dari konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' tersebut? 

Konsep Proses Pencapaian Tujuan merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sedangkan orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya suatu kegiatan manajemen disebut manajer.

Dengan konsep tersebut disadari bahwa intelektualitas tidak lagi terletak pada pucuk pimpinan, tetapi terletak dilapisan bawah. Mereka yang deket dengan konsumenlah yang paling mengerti dengan kebutuhan pasar. Pengorganisasian yang paling tepat untuk kondisi seperti ini adalah seperti pengorganisasian orkes simponi. 

Organisasi ini sepenuhnya akan digerakan oleh dinamika para pekerja (ujung tombak) sesuai spesialisai masing-masing. Untuk menjaga kekompakan agar terjadi irama yang serasi dibutuhkan seorang manajer yang berfungsi sebagai konduktor. Manajer tersebut tidak lagi harus memiliki pengetahuan teknis seperti yang dimiliki pemain orkesnya, tetapi yang diperlukan hanya seorang yang mampu mengatur tempo dan menguasai tingkatan nada. 

Read More »

Sabtu, 17 November 2018

Tiga Aspek Kata Kunci Definisi Kontrol dan Langkah - Langkah dalam Perencanaan Audit

Tiga aspek kata kunci definisi kontrol

  1. Pengendalian adalah sebuah sistem (a control is a system). Dengan kata lain, terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berelasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu maksud atau tujuan.
  2. Keabsahan/kebenaran dari suatu kegiatan (unlawful events). Keabsahan kegiatan dapat muncul jika tidak ada otorisasi (unauthorized), tidak akurat (inacurate), tidak lengkap (incomplete), redudansi (redudant), tidak efektif (ineffective) atau tidak efisien (inefficient) pemasukan data ke dalam sistem.
  3. Pemeriksaan digunakan untuk mencegah (prevent), mendeteksi (detect), atau mengoreksi (correct) kejadian/peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan/hukum (unlawfull events).

Langkah - langkah dalam perencanaan audit

  1. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
    Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transaksi dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
  2. Melaksanakan prosedur analitis
    Prosedur analitis merupakan evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan. Dengan melakukan analisis ini sangat penting karena dengan melakukan prosedur analitis seluruh kegiatan pemeriksaan dapat tergambar.
  3. Membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
    Tahap ini sering disebut dengan materialitas perencanaan dimana sedikit berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan dalam penyelesaian audit dalam mengevaluasi temuan audit karena situasi yang ada disekitarnya mungkin akan berubah dan informasi tambahan klien akan diperoleh selama masa pelaksanaan audit. Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut:
    a. Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan.
    b. Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan.
  4. Mempertimbangkan resiko audit
    Dalam tahap ini auditor harus membuat penilaian mengenai berbagai komponen resiko audit yaitu resiko bawaan, resiko pengendalian dan resiko deteksi. Hal ini diperlukan untuk mengarahkan keputusan tentang sifat, waktu, luas prosedur audit dan keputusan mengenai penetapan staff audit.
    Resiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material, dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian. Prosedur yang dilaksanakan untuk mendukung penilaian resiko bawaan biasanya serupa dengan untuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri. Resiko pengendalian adalah resiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak akan dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Resiko deteksi adalah resiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi. Resiko deteksi dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi dari resiko prosedur analitis dan resiko pengujian terinci. Dalam menentukan resiko deteksi auditor juga harus mempertimbangkan kemungkinan akan membuat suatu kekeliruan.
  5. Mengembangkan strategi audit awal untuk asersi yang signifikan
    Mengembangkan strategi audit awal untuk asersi yang signifikan bertujuan agar auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit dapat menurunkan resiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
  6. Pemahaman atas pengendalian intern
    Pengendalian internn adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan efektifitas dan efisiensi operasi. Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern kliennya untuk perencanaan auditnya. Secara khusus, pemahaman auditor tentang pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi digunakan dalam kegiatan kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi, resiko deteksi dan perancangan pengujian subtrative.



Sumber :
https://www.academia.edu/9649408/PERENCANAAN_AUDIT_TAHAPAN_PERENCANAAN_AUDIT
Read More »